Kamis, 25 Oktober 2012

Kisah nabi Adam As

Kisah Nabi Adam AS

Manusia yang tidak mempunyai ayah dan ibu adalah Nabi Adam karena Nabi Adam adalah manusia pertama yang diciptakan oleh Allah

Penciptaan Adam

Setelah Allah SWT. menciptakan bumi beserta isinya, langit beserta isinya, dan malaikat, Allah berkehendak untuk menciptakan makhluk lain yang nantinya akan dipercaya menjadi Kholifah (Pemimpin) di muka bumi menghuni, mengisi, serta memelihara bumi. Saat Allah mengabari para malaikat akan kehendak-Nya untuk menciptakan manusia, mereka khawatir makhluk tersebut nantinya akan membangkang terhadap ketentuan-Nya dan melakukan kerusakan di muka bumi. Berkatalah para malaikat kepada Allah:


Mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)


Allah kemudian berfirman untuk menghilangkan keraguan para malaikat-Nya:

Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S. Al-Baqarah [2]:30)

Allah memerintahkan kepada Malaikat Jibril untuk mengambil segumpal tanah di bumi untuk penciptaan Nabi Adam, kemudian Malaikat Jibril turun ke bumi untuk mengambilnya, tapi ketika tanah itu diambil, tanah itu berkata, "Wahai Jibril, aku akan dibawa kemana?" Malaikat Jibril menjawab "Allah memerintahkan aku untuk membawamu kehadapan-Nya", "aku tidak mau" jawab tanah. Akhirnya Malaikat Jibril kembali, " Ya Allah tanah itu tidak mau kuambil". kemudian Allah memerintahkan kepada Malaikat Ijroil untuk mengambil tanah tersebut, dan ketika diambil tanah tersebut tetap saja tidak mau tapi Malaikat Ijroil tetap saja membawanya. Sejak saat itulah Malaikat Ijroil diperintahkan oleh Allah untuk mencabut nyawa. Lalu diciptakanlah Adam oleh Allah dari segumpal tanah yang terdiri dari 4 unsur, yaitu : unsur api, air, udara dan tanah. Setelah disempurnakan bentuknya, maka ditiupkanlah roh ke dalamnya sehingga ia dapat bergerak dan menjadi manusia yang sempurna.


Allah memerintahkan semua makhluk penghuni surga bersujud kepada Nabi Adam, maka sujudlah semuanya Kecuali  iblis (setan) yang membangkang dan enggan mematuhi perintah Allah karena merasa dirinya lebih mulia, lebih utama, dan lebih agung dari Adam. Hal itu disebabkan karena setan merasa diciptakan dari unsur api, sedangkan Adam hanyalah dari tanah dan lumpur. Kebanggaan akan asal-usul menjadikannya sombong dan merasa enggan untuk bersujud menghormati Adam seperti para makhluk surga yang lain.


Disebabkan oleh kesombongannya itulah, maka Allah menghukum setan dengan mengusirnya dari surga dan mengeluarkannya dari barisan para malaikat disertai kutukan dan laknat yang akan melekat pada dirinya hingga kiamat kelak. Disamping itu, ia telah dijamin sebagai penghuni neraka yang abadi.


Setan dengan sombong menerima hukuman itu dan ia hanya memohon kepada-Nya untuk diberi kehidupan yang kekal hingga kiamat. Allah memperkenankan permohonannya itu. Tanpa mengucapkan terima kasih dan bersyukur atas pemberian jaminan itu, setan justru mengancam akan menyesatkan Adam sehingga ia terusir dari surga. Ia juga bersumpah akan membujuk anak cucunya dari segala arah untuk meninggalkan jalan yang lurus dan menempuh jalan yang sesat bersamanya. Allah kemudian berfirman bahwa setan tidak akan sanggup menyesatkan hamba-Nya yang beriman dengan sepenuh hati.


Pengetahuan Adam


Allah hendak menghilangkan pandangan miring dari para malaikat terhadap Adam dan menyakinkan mereka akan kebenaran hikmah-Nya yang menyatakan Adam sebagai penguasa bumi, maka diajarkanlah kepada Adam nama-nama benda yang ada di alam semesta yang kemudian diperagakan di hadapan para malaikat. Para malaikat tidak sanggup menjawab firman Allah untuk menyebut nama-nama benda yang berada di depan mereka dan mengakui ketidaksanggupan mereka dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui sesuatupun kecuali apa yang diajarkan-Nya.


Adam lalu diperintahkan oleh Allah untuk memberitahukan nama-nama benda itu kepada para malaikat dan setelah diberitahu oleh Adam, berfirmanlah Allah kepada mereka bahwa hanya Dialah yang mengetahui rahasia langit dan bumi serta mengetahui segala sesuatu yang nampak maupun tidak nampak.


Adam Menghuni Surga


Adam diberi tempat oleh Allah di surga. Ketika Nabi Adam as. di Surga ia melihat ke atas dan ke bawah, maka ia tidak melihat seorang pun dari jenisnya untuk dijadikan sahabat di dalam kesunyian. Seperti diungkapkan bahwa burung terbang bersama jenisnya maka ia pun merasa sunyi dan rindu kepada jenisnya.

Pada waktu itu ia sedang duduk, tiba tiba ia merasa sangat mengantuk dan akhirnya tertidur. Ketika itulah Allah memerintahkan kepada Malaikat Jibril as. agar mengeluarkan tulang rusuk kirinya, Kemudian Allah menciptakan dari tulang rusuk kiri Adam itu seorang wanita, yang diberi nama Siti Hawa (Hawa).
sewaktu beliau masih tidur sehingga saat beliau terjaga, Hawa sudah berada di sampingnya.  untuk mendampingi, menjadi teman hidup, menghilangkan rasa kesepian, dan melengkapi fitrahnya untuk menghasilkan keturunan. Allah berfirman kepada Adam :

Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu syurga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.” (Q.S. Al-Baqarah [2]:35)

Tipu Daya Setan


Sesuai dengan ancaman yang diucapkan saat diusir oleh Allah dari surga akibat pembangkangannya, setan mulai merancang skenario untuk menyesatkan Adam dan Hawa yang hidup bahagia di Surga yang tenteram dan damai.


Bujuk rayunya dimulai saat ia menyatakan kepada mereka bahwa ia adalah kawan mereka yang ingin memberi nasihat dan petunjuk untuk kebaikan dan kebahagiaan mereka. Segala cara dan kata-kata halus digunakan oleh iblis untuk membuat Adam dan Hawa terbujuk. Ia membisikkan kepada mereka bahwa larangan Allah kepada mereka untuk memakan buah dari pohon terlarang adalah karena mereka akan hidup kekal sebagai malaikat apabila memakannya. Bujukan itu terus menerus diberikan kepada Adam dan Hawa sehingga akhirnya mereka terbujuk dan memakan buah dari pohon terlarang tersebut. Jadilah mereka melanggar ketentuan Allah sehingga Allah menurunkan mereka ke bumi. Allah berfirman:


Turunlah kamu! Sebahagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.” (Q.S. Al-Baqarah [2]:36)


Mendengar firman Allah tersebut, sadarlah Adam dan Hawa bahwa mereka telah terbujuk oleh rayuan setan sehingga mendapat dosa besar karenanya. Setelah terpisah selama puluhan tahun sejak diturunkan dari surga. Al-Imam Al-Auza’ie meriwayatkan dari Hasan bin Athiyyah bahwa Adam dan Hawa menangis ketika turun di bumi selama 60 tahun karena menyesali berbagai kenikmatan di surga yang tidak didapati lagi oleh keduanya di bumi ini. Keduanya juga menangis karena menyesali dosa yang dilakukan oleh keduanya. Demikian Ibnu Katsir meriwayatkannya dalam Al-Bidayah Wa Al-Nihayah, jilid 1 hlm 74.Akhirnya Adam dan Hawa memanjatkan do'a :


"Tiada Tuhan selain Engkau, Maha suci engkau sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang dzalim"

Setelah taubat mereka diterima, Allah berfirman:

Turunlah kamu dari syurga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”


Adam dan Hawa turun ke bumi


Para ulama berpendapat, Adam dan Hawa diturunkan secara terpisah (Adam di India, Hawa di Jeddah).
Setelah lama berpisah, Adam merasa rindu dengan istrinya. Ia pun mencarinya, hingga Allah memerintahkan Adam melaksanakan ibadah haji ke Makkah. Disebutkan dalam kitab Ara’is al-Majlis karya Al-Tsa’aibi, Allah mewahyukan kepada Adam: 
"Aku memiliki tanah haram (terhormat) dalam posisi sejajar dengan singgasana-Ku (Arasy). Karena itu, datanglah kesana dan berkelilinglah (thawaf) sebagaimana dikelilinginya singgasana-Ku. Shalatlah di sana sebagaimana dilaksanakan shalat di sisi singgasana-Ku. Disanalah Aku memperkenankan doamu.”
Maka berangkatlah Adam ke arah yang dimaksud dengan bimbingan dari Malaikat Jibril. Imam Thabari meriwayatkan, dari India Adam berangkat menuju Makkah, lalu ia mencari Hawa. Keduanya mendekat di Muzdalifah (mendekat), lalu mengetahui dan saling mengenali di Arafah, untuk berkumpul di Jama’i.
Jabal Rahmah yang berarti bukit atau gunung kasih sayang, diyakini umat islam sebagai tempat bertemunya antara Nabi Adam dan Hawa, 

Putra dan Putri Nabi Adam

Nabi Adam a.s. memiliki putra-putri sebanyak 40 orang (20 pasang). Beberapa sumber riwayat yang lain mengungkapkan bahwa Nabi Adam as mempunyai 25 orang anak, 24 orang lahir berpasangan yaitu lak-laki dan perempuan,kecuali nabi Syits as sebagai anak ke 5, dilahir dengan sangat istimewa tanpa tanpa ada pasangannya, bahkan tanpa sel telur Siti Hawa dalam sebuah riwayat yang lain. Jadi menurut riwayat ini ada 13 orang putra laki-laki nabi Adam dan ada 12 orang perempuan. Putra-putri Nabi Adam as konon menurut sebuah riwayat dilahirkan berurutan : laki-laki, perempuan, perempuan,l aki-laki, laki-laki, perempuan, perempuan, laki-laki, laki-laki, perempuan, perempuan, laki-laki, begitu seterusnya.

Wafatnya Nabi Adam dan Siti Hawa


Setelah hidup selama + 960 tahun dan sudah pula memiliki banyak keturunan, tibalah saatnya Nabi Adam as untuk bertemu Allah SWT. Nabi Adam as jatuh sakit beberapa hari hingga pada hari Jumat datanglah malaikat untuk mencabut nyawanya sekalian bertakziah mengungkapkan bela sungkawa kepada pemegang wasiatnya yaitu Syits.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Semoga bermanfa'at

Site Map